Rabu, 07 Maret 2018

OH.. TERNYATA ADA!

Ahmad Anshori

Ungkapan ini saya yakin sudah ada sejak zaman dahulu kala,misalnya ketika manusia purba menemukan api dari gesekan batu-batu (setidaknya itu yang saya ketahui dari film-film). Mewakili perasaan yang timbul karena sebuah penemuan dalam pikiran seorang manusia. Segala hal, saya yakini memang sudah digariskan oleh Tuhan dari awal, ada atau tidak adanya. Hanya saja pikiran manusia melalui alat penginderaannya belum mengungkap hal-hal tersebut. Itulah mengapa saya katakan penemuan terjadi didalam pikiran manusia. Ungkapan seperti itu muncul dalam pikiran saya kemarin sore.

Saya sangat bersyukur telah diberi kesempatan untuk hadir dalam acara SelaSAstra #9 di Boenga Ketjil kemarin (12/11/16), meskipun baru datang disaat teman-teman baru saja mau pulang (hehe). SelasAstra kali ini bertajuk “Pen Meet up”. Awalnya saya juga berpikir ini perbincangan antara pulpen-pulpen yang bisa bicara, membahas dinamika politik negeri dan isu poligami dikalangan selebriti. Sementara para manusia sebagai penonton dan mencatat poin-poin penting serta sebagai petugas tepuk tangan. Ternyata bukan, Pen meet up adalah kegiatan belajar bersama komunitas hand lettering dan brush calligraphy dari kota santri, nama komunitasnya “Serat Jombang” (ig: Serat_jombang). Belajar ngapain? Saya kasih tahu anda, istilahnya benar-benar mencengangkan sekali. Menggambar HURUF! Sebelumnya yang saya pahami hanya menulis huruf menjadi kata, atau menggambar rumah, pegunungan, atau objek lain. Ini gabungan keduanya! Setelah mas Andhi Kepik dan mas inung menyuruh saya ikut belajar lettering, saya mengambil kertas yang sudah diberi guidelines dan Pak Zamudra Zyifa berkenan menjelaskan kepada saya seputar sejarah komunitas hand lettering dan teknik dasarnya. Tentang garis tebal dan tipis. Saya lihat ujung pena yang dipakai teman-teman tidak berbentuk pipih, saya heran bagaimana mereka melakukannya. Saat pak Zamudra mencontohkan menggambar garis, saya langsung “ooow..” begitu.

Ternyata Pen Brush itu ujungnya bisa menekuk, seperti kuas namun dalam ukuran seujung pena. Saya kira ini akan mudah karena teknik dasarnya sederhana, jika menggambar garis kebawah TEBAL dan jika arahnya keatas TIPIS. Menggambarnya dalam posisi miring seperti tulisan latin atau tegak bersambung yang kita pelajari saat SD. Ternyata ketika saya coba susah, saudara-saudara (hasilnya bisa dilihat dilampiran lengkap dengan ‘mblendot-mblendot’nya). Pak Zamudra Zyifa menjelaskan bahwa memang butuh latihan setidaknya menghabiskan 10 kertas/hari. Wow!

Ada beberapa poin yang menjadi catatan saya setelah ikut belajar hand lettering ini, pertama istilah “Menggambar Huruf” benar-benar keren bagi saya. Kedua, Harga Pen brush yang ujunganya bisa menekuk seperti kuas itu berkisar 10 ribu – 23 ribu keatas.ketiga, menyikapi bentuk latihan hand lettering yang membutuhkan banyak kertas, saya teringat media saba’ (saya tidak tahu nama resminya) yang setelah menulis bisa dihapus lagi, tentu yang sudah kompatibel dengan pen brush. Saya membayangkan kalkulasi jumlah kertas yang dibutuhkan 1 orang per hari dikali jumlah anggota 1 komunitas dikali jumlah komunitas dalam 1 kota atau dikali jumlah komunitas hand lettering se-Indonesia, Banyak! Keempat, saya teringat sebuah hadist nabi Muhammad SAW,”Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmu”. Bahkan untuk sekedar mencoret garis saja, ada ilmunya.

Seharusnya sudah menjadi alasan yang tepat untuk kita selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmat penginderaan yang diberikanNYA kepada kita, karena melaluinya kita dapat memperoleh nikmat ilmu. Itu masih ilmu manusia, yang diperumpamakan seperti sebutir pasir kecil di gurun sahara jika dibandingkan dengan ilmuNYA. Saya ingat salah satu bentuk syukur yang paling mudah adalah dengan bersedekah, yakni mengucap ‘Alhamdulillah’, dan setiap tahmid,tasbih, takbir, dan kalimat toyyibah adalah sedekah. Bahkan senyum kepada sesama pun sedekah. 1 lagi resep yang saya pahami bahwa setiap hari kita direkomendasikan untuk bersedekah, dan untuk menyedekahi sekujur nikmat pada sekujur tubuh kita adalah dengan sholat dhuha 2 rokaat. Sederhana sekali.

Selain sebagai keterangan dari dokumentasi hasil gambar karya saya ini, alasan saya menulis adalah untuk mensyukuri nikmat ilmu yang saya peroleh kemarin. Yakni dengan membagikannya lewat tulisan ini. Wallahu a’lam.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar